PIRING KACA

Cerita Pendek

Pengabdian cinta: redam malam berpaham rindu, magis terintih melapis kalbu, terjang usang gelombang, nikmat memikat tersayat syaduh. Suamiku, dalam nilam merajam restu, manis miris bergamis madu. Halang hilang terlekang ramu, gurat ayat suci berhayat satu.

Hatiku

Layu

Samar memilu

Ingin ku memelukimu

Ia memberi jeda pada tulisan itu, tunduk dan menangis sejadi-jadinya. Namun apa daya, piring kaca berisi mie panas sudah terlebih dahulu meremukan wajahnya. Ditambah lagi tendangan dan tumbukan keras sampai ia tersungkur dan jatuh di dekat pojok doa pribadinya. Darah segar mengalir deras dari mukanya, ia lemah tak berdaya. Namun, buku bacaan itu masih tetap kekar di tangannya. Ia melanjutkan bacaannya dengan suara yang keras dan putus-putus serasa ia kehabisan nafas.

Asmara,

Memeluk pusara

Hadirkan diriku sebentar bukan selamanya

Hapus kisah derita

Sunting duka derita

Selesailah sudah. Dengan kondisi yang sekarat tak berdaya ia berusaha mendekati pojok doa membakar tiga buah lilin, warna ungu, merah muda dan putih di tengah. Ia memanggil suaminya datang di sampingnya. Ia mendekati mulut pada telinga suaminya dan berbisik. Disini ada tiga lilin, yang ungu untuk pertobatanmu, yang merah muda untuk sukacitamu, dan yang putih menandakan Dia telah datang, mendekatlah dan bertobatlah. Aku pamit.

BACA JUGA:
Misteri Gaun Tua
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More