Pimpin Golkar Manggarai, Yoakim Siapkan Formasi 4-3-3
“Untuk Musda kali ini, sesuai perintah partai, hanya musyawarah mufakat dan tidak boleh ada pemilihan. Itu perintah Ketua Umum. Kalau misalnya di Manggarai ada musyawarah dan mufakat yah kita lanjutkan, tapi kalau masing-masing calon bersih keras untuk maju, mau tidak mau kita pending Musdanya,” ungkap Melki dalam sambutannya.
Menarik bahwa Melki tidak menjelaskan detil kenapa pemilihan ketua DPD dilakukan secara mufakat. Bahkan disampaikan kepada kader agar tidak perlu disebarluaskan dinamika yang terjadi dalam tubuh Partai Golkar. Melki menekankan pentingnya persaudaraan dan kebesamaan dalam mencapai tujuan. Kompetisi yang hanya terjadi sekali, jangan sampai merusak kebersamaan. “Sampai mati kita akan menjaga tali persaudaraan dan kebersamaan yang sudah lama kita bangun,” tegasnya.
Meski tidak diuangkapkan alasan pemilihan secara aklamasi, publik menangkap esensi persoalan dan apa yang mau digapai Golkar baik di tingkat nasional pun lokal. Dari apa yang disampaian Fransiskus Sarong sebagai yang DPD I Partai Golkar, tampak bahwa persoalan krusial harus diselesaikan jika Golkar ingin kembali menjadi yang terdepan baik di Manggarai, NTT pun nasonal umumnya.