PETER AMAN OFM DALAM NARASI PUITIK

Oleh Gerald Bibang

terkesan contemptus mundi, tapi yah, cuma sekilas dan sesewaktu; kata-katanya seperti meremehkan segala yang bersifat keduniawian; tapi yah, cuma sekilas dan sesewaktu; yang terjadi, sebaliknya; ia meluhurkan keilahian dan keabadian; ia adalah pribadi yang mencoba merealisir ke-franziskan-nya, yakni lebur dengan kaum miskin dan terpinggirkan; merangsek sistem tidak adil yang melilit orang-orang kecil, melawan tambang dan ekonomi neoliberal, yang memakmurkan segelintar orang dan mematikan banyak orang; maka janganlah berpikir soal apakah akan berhasil, pokoknya berjuanglah terus dan teruslah berjuang;tapi yah, apa kekuatannya?

mungkin ada benarnya kata-kata injil ini, kataku di suatu waktu; tentang apa, kata dia; tentang “ berbahagialah yang miskin di hadapan Allah karena merekalah yang empunya kerajaan sorga;” segera tawa dan ngakak memecah ruangan; Galur seakan penuh sorak sorai melebihi paduan suara surgawi, lebih-lebih ketika dia tanya, di injil mana: tidak tahu, sudah lama sekali tidak baca injil, jawabku
* contemptus mundi (Latin) = penghinaan dunia dan keprihatinan dunia, adalah tema dalam kehidupan intelektual dari Antiquity Klasik dan Kekristenan, sekaligus menerangkan ambivalensi terhadap kehidupan sekuler

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More