PETER AMAN OFM DALAM NARASI PUITIK

Oleh Gerald Bibang

ialahcinta yang benar tidak pernah diikat dunia; tidak terpanggul oleh ruang dan waktu; tapi memberi dan memberi hingga kematian tiba.

ialah syukur terbesar manusia kepada ALLAH karena terbukanya kebenaran bahwa meski manusia selalu buta melihat sesamanya adalah saudara dan saudarinya, ternyata tidak sekali-kali pernah ALLAH memberinya penjara melainkan cakrawala

ialah pertanyaan bukan seberapa jauh seseorang telah berjalan tetapi kapankah ia tiba di sana, di keabadian Sang Maha Cinta; sebab ketika setiap langkah mendarat di alas tiba, saudara kematian sungguh-sungguh tak perlu diundang

DI INJIL MANA

terkesan kurang memberikan tempat pada budi dan ilmu, tapi yah, hanya kesan, cuma sekilas dan sesewaktu; terkesan lebih ingin merasakan hati nelangsa ketimbang mengerti bagaimana cara mengungkapkan sesuatu secara ilmiah, jelimet dan teliti; tapi yah, hanya kesan, cuma sekilas dan sesewaktu; tapi ini yang tidak sekilas dan sesewaktu; ia merasa lebih terpuji menjadi petani bersahaja ketimbang jadi cerdik pandai takabur yang abai merawat jiwa; yang tiada faedah memperdebatkan perkara absurd bergelimang simbol; toh di pengadilan terakhir kelak tak akan ditanyakan karena memang sebenarnya tak paham bukan cerdik pandai menekuni ilmu bukan berarti meremehkan ilmu; aku yakin betul itu; di Galur, di sudut-sudut ruangan bukan tanpa buku; membaca dan menulis merupakan kesenangan obsesif; kata dan nada telah lama menjadi puisi

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More