
nyanyian ngkelingmu adalah air matamu; lebih-lebih ketika dunia sekelilingmu ibarat beberapa orang kaya yang perutnya buncit-buncit melemparkan sisa-sisa daging makanan mereka ke luar jendela dan anjing-anjing di luar sana saling merebut, saling mencakar; cangkar taud acu toe lelo tau, toe tei tau; anjing-anjing berebut daging sisa tak karu-karuan; imaji tentang lagak-laku neoliberalis yang mencekik leher orang-orang kecil, berkali-kali tanpa peduli, hingga hic et nunc, sekarang dan di sini
nyanyian ngkeling-ah kau; mengatasi ruang dan waktu; sayup-sayup sampai dan menyapa, tak akan pernah sirna meski kau sudah tiada; mengingatkan kami akan sebuah tanya yang sudah mulai kami lupakan; ialah untuk apa berkembara di dunia ini sejatinya; dan ke mana selancar demi selancar di gelanggang samudera ini pada akhirnya
* ngkeling = nama seekor burung mungil di Manggarai, Pulau Flores, berwarna hijau keemas-emasan biasa berkicau sehabis hujan di dedaunan hijau pohon jagung dan padi
* hic et nunc (Latin) = kini dan di sini.