PETER AMAN OFM DALAM NARASI PUITIK

Oleh Gerald Bibang

nyanyian ngkelingmu adalah air matamu; lebih-lebih ketika dunia sekelilingmu ibarat beberapa orang kaya yang perutnya buncit-buncit melemparkan sisa-sisa daging makanan mereka ke luar jendela dan anjing-anjing di luar sana saling merebut, saling mencakar; cangkar taud acu toe lelo tau, toe tei tau; anjing-anjing berebut daging sisa tak karu-karuan; imaji tentang lagak-laku neoliberalis yang mencekik leher orang-orang kecil, berkali-kali tanpa peduli, hingga hic et nunc, sekarang dan di sini

nyanyian ngkeling-ah kau; mengatasi ruang dan waktu; sayup-sayup sampai dan menyapa, tak akan pernah sirna meski kau sudah tiada; mengingatkan kami akan sebuah tanya yang sudah mulai kami lupakan; ialah untuk apa berkembara di dunia ini sejatinya; dan ke mana selancar demi selancar di gelanggang samudera ini pada akhirnya

* ngkeling = nama seekor burung mungil di Manggarai, Pulau Flores, berwarna hijau keemas-emasan biasa berkicau sehabis hujan di dedaunan hijau pohon jagung dan padi
* hic et nunc (Latin) = kini dan di sini.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More