Pertanian Hemat Air Solusi Sehat di Tengah Krisis Lingkungan

Penulis : Bernadinus Steni (Penggiat Standar Keberlanjutan, Tinggal di Jakarta)

Itu semua baru penyakit yang umum. Belum lagi jenis penyakit yang dipicu oleh rusaknya ekosistem. Virus Corona yang demikian ganas belakangan ini sudah hadir dalam bentuk awal pada 2003 melalui SARS.

Mutasinya yang demikian cepat menghadirkan virus silang yang akan terus demikian ke depannya. Mengomentari hal ini, jurnalis sains, David Quammen, di New York Times menulis “Pandemi Berikutnya: Bukan Jika, tetapi Kapan”. Hanya soal waktu saja pandemi besar lainnya akan muncul.

Semua cerita ini kembali ke urusan piring sehari-hari. Pertanyaannya tetap sama yakni keresahan seperti yang diungkapkan di bagian pembuka di atas; bagaimana konsumen dapat mengetahui muasal dari makanan yang dimakannya.

Apakah mungkin ada metode yang dijamin bebas polusi, tanpa pupuk kimia, apalagi pestisida. Sama pentingnya adalah melindungi lingkungan hidup.

Self-Watering Agriculture

Solusi yang saya ceritakan berikut ini bukan merupakan kajian santifik seperti yang dituturkan pada jurnal-jurnal yang disebutkan di atas. Tetapi merupakan pengalaman empirik.

BACA JUGA:
Tingkatkan Produktivitas Pangan, Ansy Lema Salurkan 22 Alsintan untuk Petani TTS
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More