Pertanian Hemat Air Solusi Sehat di Tengah Krisis Lingkungan

Penulis : Bernadinus Steni (Penggiat Standar Keberlanjutan, Tinggal di Jakarta)

Artikel itu merupakan artikel pertama yang mengangkat masalah itu dan dimuat di jurnal bergengsi Elsevier dengan judul “Concentrations of organochlorine pesticides (OCPs) residues in foodstuffs collected from traditional markets in Indonesia”.

Hasil studi mereka menemukan beberapa jenis makanan seperti ikan bandeng, kacang tanah, minuman berbahan kedele yang mempunyai salah satu dari beberapa unsur OCPs. Zat kimi seperti Drins dan HCB dilarang untuk digunakan.

Bahkan HCHs dan Heptachlor tidak pernah tercatat untuk digunakan dalam pestisida pertanian. Meski residu komponen-komponen yang dilarang tersebut relatif terbatas dalam kandungan makanan, tetaplah dikategorikan sebagai racun berbahaya.

Apalagi studi lain dari negara sumber beras seperti Thailand justru menemukan kadar OCP yang melampaui batas toleransi pada beras (Rattanawat Chaiyarat dkk 2015). Beras merupakan asupan rutin yang akan terus menerus terakumulasi dalam organ tubuh.

Dalam studi lainnya pada 2015, Shoiful dkk menemukan tingkat pencemaran tinggi senyawa HCH pada air tanah di puncak pas Bogor dan HCB dengan konsentrasi yang sangat tinggi di Sungai Ciliwung Kapuk.

BACA JUGA:
Menjadi Orang Tua Sakti di Masa Pandemi Covid-19
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More