Pertanian Hemat Air Solusi Sehat di Tengah Krisis Lingkungan

Penulis : Bernadinus Steni (Penggiat Standar Keberlanjutan, Tinggal di Jakarta)

Berbeda dengan negara-negara maju, studi ilmiah di Indonesia agak menyedihkan. Jika di negara maju, konsumen disuplai oleh berbagai penelitian aktual dan reguler tentang standar makanan, negara berkembang seperti Indonesia tidak semewah itu.

Selain banyak makanan beredar tanpa standar yang jelas, informasi publik amat minim. Konsumen pun harus mempunyai kesadaran sendiri untuk melacak apa yang dia makan.

Informasi makin gelap buat konsumen dalam hal dampak makanan terhadap beban lingkungan hidup. Konsumen tidak tahu dengan jelas, suatu jenis panganan hadir di piring entah melalui proses yang sehat atau mencelakakan.

Sejumlah upaya investigasi ilmiah memang sudah mulai dikerahkan. Pasca 2010, para peneliti Indonesia berkolaborasi dengan peneliti dari negara lain menyelidiki kualitas makanan pokok di berbagai sentra pangan.

Ahmad Shoiful, Hiroyuki Fujita, Isao Watanabe, dan Katsuhisa Honda pada 2013 menulis salah satu artikel ilmiah yang mengupas konsentrasi residu OCPs (oganochlorine pesticides) pada makanan yang diambil dari pasar-pasar tradisional di Indonesia.

BACA JUGA:
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) : Sektor Pertanian Penyelamat  Pembangunan Nasional di Masa Pandemi Covid 19
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More