Perspektif Filosofis tentang Waktu
Menghabiskan waktu di Instagram, atau melihat foto teman kita di Facebook, WhatsApp, dan berjam-jam di depan Telenovela, itu bukan investasi waktu terbaik.
Waktu 24 jam sehari adalah pemberian Tuhan. Waktu yang kumiliki 365 hari, dan 8770 jam di tahun 2021 ini, saya menginvestasi waktuku untuk apa? Bagaimana? Dengan siapa? Kapan? Dan sebagainya.
Saya akhiri refleksi tentang waktu, dengan mengutip ungkapan dari Bapa Agafitus Rahu; “Jangan kita biasakan, HABIS OMONG, HABIS DENGAR, HABIS WAKTU, HABIS. ARTINYA, KONYOL. Investasi waktu hari ini untuk hari Esok. (Jer/tuing (nasehat) Keluarga, di acara Tahun Baru,1992 dalam catatan hariannya: Perjalanan Hidup Seorang Bapa Keluarga,” p.5). Semoga bermanfaat.***
Waktu, Apa itu?
Oleh: Dr. Fitzerald Kennedy Sitorus (Dosen Filsafat Universitas Pelita Harapan Karawaci, Tangerang)
