Perspektif Filosofis tentang Waktu

Perspektif Filosofis tentang Waktu
Jam penunjuk waktu

 

Dua tulisan tentang “waktu” berikut ini kami gabung. Tulisan pertama tentang waktu yang ditulis Pater Paulus Paskalis Semaun, SVD lebih merefleksikan waktu dari perspektif manusia, bagaimana manusia seharusnya menggunakan waktu agar bermanfaat untuk hidupnya besok atau kemudian hari; yang dalam istilah beliau disebut menginvestasi waktu. Kenapa waktu harus diivestasi karena waktu tidak pernah terulang dua kali. Resikonya, manusia tidak hidup dua kali di waktu yang sama. Pada refleksi ringan tentang waktu ini berusaha menjelaskan manusia yang dalam perspektif tulisan kedua adalah manusia yang “mewaktu”, manusia yang eksistensinya berada dalam waktu. Karena itu manusia sejatinya memanfaatkan waktu dengan baik dan bermakna.  

Pada tulisan kedua oleh Dr. Fitzerald Kennedy Sitorus Dosen Filsafat Universitas Pelita Harapan Karawaci Tangerang berusaha menelisik tentang waktu dari perspektif Filosofis. Di sini Sitorus membedah waktu menurut perspektif para Filsuf Barat, diantaranya Santo Agustinus, Heidegger, Aristoteles, Kant, dan Tertulianus. Pertanyaan dasarnya yang menjadi fokus narasi para filsuf adalah apa itu waktu? Benarkah waktu itu baru ada setelah penciptaan manusia dan alam raya ini? Dan apa kaitan antara waktu dengan eksistensi manusia? (Redaksi)

BACA JUGA:
Celine Evangelista Ungkap Alasan Pisah Ranjang dengan Stefan William
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More