Peresmian Gedung Baru IFTK Ledalero: Momentum Merawat Jati Diri dalam Konteks Budaya Ja’i Bajawa
Oleh Ando Rodja Sola, Anggota Ikatan Milenial Ngada-Maumere (IMADA MOF)
Selanjutnya bagi mereka yang menyaksikan tarian ja’i, perayaan sukcita atas lembaga pendidikan IFTK Ledalero merupakan sukacita semua orang. Tarian ja’i yang dipertunjukkan sebenarnya mewakili sukacita mereka yang pernah bergelut dalam lembaga pendidikan ini, dan ucapan syukur atas berdirinya lembaga ini demi kebaikan Gereja dan bangsa. Bagi orang-orang Mataloko sendiri berdirinya lembaga ini merupakan salah satu kebanggaan tersendiri, karena tanah Mataloko dipercayakan Tuhan untuk menjadi lahan pertama agar lembaga ini dapat dibangun.
Selain kedua pesan yang disematkan dalam tarian ja’i, ada pula seruan moral dalam bahasa Bajawa yang disampaikan di dalamnya yakni, kolo setoko aze setebu, su’u papa suru sa’a papa laka. Istilah ini merupakan pepatah adat dari Bajawa yang berarti, kolo setoko (satu tongkat), aze setebu (sekumpul tali) su’u papa suru (pikul bersama) sa’a papa laka (saling menolong memikul beban). Seruan ini bermakna menjaga nilai kekompakan dan kebersamaan sebagai nilai insani yang menghidupi lembaga ini. Oleh karena itu IFTK Ledalero dalam tapak perjalanannya haruslah tetap menjaga kekompakkan dan kerja sama yang harmonis agar lembaga ini tetap berdiri dan berguna bagi masa depan Gereja dan tanah air. ***