Peresmian Gedung Baru IFTK Ledalero: Momentum Merawat Jati Diri dalam Konteks Budaya Ja’i Bajawa
Oleh Ando Rodja Sola, Anggota Ikatan Milenial Ngada-Maumere (IMADA MOF)
Ja’i dalam catatan etimologis merupakan terjemahan dari tata bahasa derah Bajawa yang berarti tarian. Tarian ini pada awalnya menjadi milik etnis Ngada dalam pembukaan atau pelengkap dari ritual mendirikan rumah adat, atau sebagai ungkapan sukacita dan kemuliaan jiwa, sekaligus sebagai bentuk syukuran atas anugerah hidup yang diterima oleh orang-orang Ngada melalui doa dan dukungan para leluhur. Seiring dengan perkembangan zaman tarian ja’i dijadikan sebagai salah satu acara penyambutan dalam perayaan liturgis dan perayaan-perayaan lainnya. Saat ini tarian Ja’i tidak hanya digunakan oleh orang-orang Bajawa, tetapi etnis lain yang juga merasa tertarik dengan ragam yang bervariasi. Selain menjadi warisan seni budaya yang kaya, tarian ja’i merupakan bentuk fisik yang bisa dilihat sebagai gambaran identitas orang Bajawa yang memiliki adat istiadat. Oleh karena itu sampai saat ini tarin ja’i masih sangat relevan dengan perkembagan zaman dan pola pemikiran modern.