Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045 (Sebuah Refleksi)
Oleh Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
Namun, disisi lain ada ironi kehidupan yang kita saksikan di bawah kolong langit ini, bahwa masih begitu banyak para ibu yang tidak bertanggungjawab, yang tega membuang atau menelantarkan anaknya, bahkan yang lebih sadis dan keji lagi menggugurkan calon bayi yang ada dalam rahimnya. Padahal, Allah sendiri melalui firman-Nya dalam kitab suci melarang untuk jangan membunuh. Sebab, membuang, menelantarkan dan aborsi, dalam arti lain adalah “membunuh” hak anak untuk hidup secara layak.
Maka, semoga dengan peringatan hari ibu ini, yang mengusung tema: “Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas 2045”, dapat menyadarkan setiap ibu akan perannya yang amat luar biasa di keluarga, di masyarakat atau dalam pembangunan bangsa atau aspek kehidupan lain, ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan, dan kesehatan. Inilah makna dari Perempuan Menyapa dari tema Hari Ibu tahun 2024. Sedangkan Perempuan Berdaya bermakna bahwa perempuan bukanlah makhluk lemah, bukan juga manusia kelas kedua, melainkan dibalik image itu mereka sesungguhnya memiliki power atau kekuatan atau kemampuan, atau kompetensi yang luar biasa, yang tidak kalah dengan para lelaki. Kontribusi para perempuan jika direnungkan dengan sungguh-sungguh, maka mereka memiliki daya yang maha dasyat dari laki-laki. Mengapa? Sebab dibalik laki-laki yang hebat pasti karena ada perempuan yang hebat yang namanya ibu dan istri. Lalu, menuju Indonesia Emas 2045, memiliki makna bahwa perempuan dengan berkolaborasi dengan para lelaki bersama-sama mewujudkan visi besar bangsa untuk mencapai puncak kemajuan, kejayaan serta kesejahteraan rakyatnya pada usia 100 tahun Indonesia merdeka. Sebagai rekan kerja Allah seperti Maria ibu Yesus, maka para perempuan dan ibu dewasa ini, juga turut serta ambil bagian dalam karya keselamaatan umat manusia (anak bangsa), melalui perannya masing-masing. Setiap perempuan dan ibu harus menyadari sungguh bahwa mereka adalah rekan kerja atau mitra Allah dalam melahirkan anak bangsa, juga memberdayakan serta memanusiakannya menjadi manusia yang beriman, beradab, berbudaya dan berkualitas. Oleh karena itu, sekali lagi tanggungjawabnya sangat besar dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, melalui sinergi dan kolaborasi dengan kaum Adam (laki-laki).