Perayaan Paskah Tanpa Perubahan Hanyalah Seremonial dan Sandiwara Iman
Oleh Dionisius Ngeta, Koordinator Umum YASBIDA Cabang Sikka
Kesedihan, penderitaan bahkan kegelapan dosa yang menenggelampkan harkat dan martabat dalam kuburan keterpurukan menjadi pengalaman berharga untuk belajar mengenal Yesus. Tuhan sering menggunakan pengalaman duka-nestapa, kesulitan dan tantangan bahkan penderitaan dan keterpurukan akibat dosa sebagai media untuk berubah dan sarana untuk belajar mengenalNya dan percaya sepenuhnya pada Dia.
Tak perlu begitu sedih dan putus asa. Yesus pasti mengulurkan tanganNya, menyapa dengan nama untuk setiap orang yang memiliki komitmen dan kemauan untuk berubah di saat yang tepat. Kita hanya perlu memiliki komitmen untuk belajar mengulurkan tangan dan membuka hati pada sapaanNya jika mau beralih dari manusia lama dan berubah menjadi “manusia kebangkitan” dalam kehidupan. Paskah adalah sebuah perubahan. Perubahan yang harus nampak dalam proses kehidupan kita. Perubahan dalam proses kehidupn inilah yang menjadi kesaksian hidup kita.
Paskah tanpa perubahan adalah sebuah sandirawa iman. Perayaan Paskah mesti membawa perubahan pada keyakinan dan orientasi hidup kita. Hal-hal duniawi mesti dilihat sebagai jalan, sarana untuk menghantar kita kepada hal-hal ilahi. Kahadiran dan keberadaan kita, tutur kata dan perilaku mesti membawa sesama untuk melihat dan bertemu dengan Tuhan yang bangkit dan hidup.