Pengibaran Bendera Ula-Ula: Ritual Sakral Kaya Makna Dalam Tradisi Pra-Nikah Masyarakat Sulawesi Selatan

Oleh Dionisius Ngeta (Warga Masyarakat Bukit Nangahure Kelurahan Wuring, Alok Barat, Sikka)

Dari sekian tahapan dan prosesi, di antaranya adalah ritual dan prosesi menaikan dan mengibarkan Bendera Ula-ula sebelum hari Akad Nikah. Masyarakat Bugis sadar betul bahwa pernikahan tidak hanya urasan administrasi keagamaan dengan berbagai ritualnya. Ritual adat-istiadat dan kebiasaan yang diwariskan oleh nenek moyang dengan tahapannya adalah kearifan yang niscaya dilaksanakan, di antaranya adalah pengibaran Bandera Ula-ula.

Tahapan dan ritual-ritual tersebut menunjukkan rasa syukur dan mohon doa restu kepada Tuhan dan kepada leluhur. “Kendatipun kita ada di perantauan, kita tidak mungkin meninggalkan tradisi, kebiasaan yang diwariskan oleh nenek moyang, terutama prosesi dan ritual yang merupakan tradisi sebelum Akad Nikah. Kepatuhan dan ketaatan untuk melakukannya, hukumnya wajib sebagai tanda syukur dan hormat kita. Karena ada dampak/akibat jika tidak melakukannya”, demikian Muzakir Pidje, ayah dari Firda Hadipurnama yang melangsungkan pernikahan anaknya Firda Hadipurna dengan Ibrahim pada tanggal 06 Oktober 2022.

BACA JUGA:
Tanah Air Kita, Tanah Surga?
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More