Penggunaan Layanan Kereta Api di Jabodetabek Kurangi Polusi Udara

Jakarta, Pojokbebas.com–Perbaikan kualitas udara tidak hanya bergantung pada fenomena alam. Selain itu fenomena alam ada  peran aktif masyarakat dalam mendukung transportasi berkelanjutan.
Pernyataan itu disampaikan Vice President Public Relations KAI Anne Purba dalam pernyataan tertulis yang, diterima media ini Minggu (8/22).
“Meningkatnya penggunaan moda transportasi kereta api, telah memberikan berkontribusi signifikan dalam mengurangi emisi karbon dan polusi udara di Jabodetabek,” kata Vice President Public Relations KAI Anne Purba.
Diketahui, dalam beberapa hari terakhir, kualitas udara di wilayah Jabodetabek menjadi perhatian publik setelah mengalami peningkatan signifikan hingga mencapai level “bersih dan segar”.
Data menunjukkan tingkat PM2.5 (istilah untuk partikel halus di udara yang memiliki diameter kurang dari 2,5 mikrometer) di Jakarta turun hingga di bawah angka 10, menjadikannya salah satu yang terendah dan sebanding dengan kota-kota terbersih di dunia.
Pagi ini, situs IQAir mencatat Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 69, yang masuk dalam kategori “sedang”.
Purba mengatakan pencapaian itu tidak lepas dari penggunaan layanan kereta api yang terus meningkat.  Dari Januari hingga November 2024, jelas dia, KAI Group mencatat total 333.371.342 penumpang yang telah memanfaatkan layanan transportasi kereta api di wilayah Jabodetabek.
Pencapaian ini mencerminkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi massal yang ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan yang dikelola oleh KAI Group.
“Rinciannya, sebanyak 9.714.046 penumpang tercatat menggunakan layanan kereta jarak jauh dan lokal yang dioperasikan oleh KAI Daerah Operasi 1 Jakarta,” imbuhnya.kai

“Selain itu, 18.891.719 penumpang memilih LRT Jabodebek sebagai solusi transportasi modern untuk mobilitas harian mereka,” katanya.

BACA JUGA:
Antisipasi Lonjakan Penumpang di Hari Libur, KAI Tambah 49 Perjalanan KA Jarak Jauh

Tidak ketinggalan, layanan Whoosh yang dikelola KCIC yang baru diluncurkan telah mencatat 5.436.535 penumpang pada periode yang sama, menandakan antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap moda transportasi berkecepatan tinggi yang hadir pertama di Indonesia.

Sementara itu, Commuter Line yang menjadi andalan mobilitas sehari-hari di Jabodetabek mencatat pengguna terbanyak dengan jumlah fantastis, yaitu 299.329.042 pengguna sepanjang periode Januari hingga November 2024.

Efisiensi kereta api dapat dilihat dari kapasitas angkut yang besar. Dalam sekali jalan, 1 rangkaian kereta api jarak jauh terdiri dari 8 hingga 14 kereta penumpang dengan kapasitas hingga 1.120 tempat duduk.

“Jika dibandingkan dengan mobil pribadi berkapasitas 7 orang atau motor berkapasitas 2 orang maka 1 perjalanan kereta api dapat menggantikan 160 mobil atau 560 motor,” ujarnya.

Kementerian Perhubungan juga menyampaikan bahwa emisi yang dihasilkan kereta api jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan mobil atau pesawat.

Dalam 200 mil perjalanan, emisi yang dihasilkan mobil atau pesawat 5 kali lipat ika dibandingkan dengan kereta api.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More