Pendidikan Katolik Keuskupan Larantuka Vox Populi-Vox Dei; Merefleksikan Hari Pendidikan Katolik Keuskupan Larantuka
Oleh : RD. Emanuel Stephanus Buga Hurint, S.Fil
Pada Tahun 1914, Misinaris SVD yang menggantikan Misionaris Yesuit di Larantuka. Misinaris SVD tetap melanjutkan karya yang telah diretas oleh para Misinaris Yesusit, sambil tetap memberikan perhatian di sekolah katolik, sebagai sarana andalan dalam dalam pelaksanaan Karya Misi di Nusa Tenggara umumnya, dan di Flores khususnya (Keuskupan Larantuka). Patur diketahui bahwa, pada Tahun 1925, Para suster SSpS menggantikan para suster Fransiskanes, menangani sekolah untuk kaum wanita di Balela larantuka. Sekolah ini, saat ini bernama SMPK Mater Inviolata, yang selalu eksis dan berdiri kokoh di Kota Reinha Larantuka. Lembaga Pendidikan SMPK Mater Inviolata, saat ini tidak hanya mendidik Kaum wanita katolik saja tetapi juga Kaum lelaki dari semua golongan, budaya dan agama.
Usaha para Misionaris dalam dunia pendidikan sungguh dilatarbelakangi oleh situasi kehidupan umat dan masyarakat waktu itu, yang sangat suram baik dalam pendidikan, iman maupun dalam berbudaya dan bermoralitas. Para Misionaris berhadapan dengan cara hidup umat dan masyarakat yang sangat prihatin dalam kehidupan jasmani dan rohani seperti kekafiran, buta huruf dan dangkalnya pengetahuan dan peradaban. Solusif alternatip yang dimenangkan oleh para Misionaris adalah mendirikan sekolah-sekolah katolik bagi anak-anak. Sekolah-sekolah yang dibangun sangat sederhana. Betapa pun sederhananya bangunan sekolah, namun para Misionaris berkomitmen untuk menjadi sekolah sebagai sarana yang ampuh untuk belajar agama, mengembangkan iman dan menanamkan nilai-nilai injil serta memperluas pengetahuan dan budi pekerti. Dengan demikian, umat dan masyarakat dapat menanta kehidupannya menjadi lebih baik.