Butuh ”Meja Sakti” dalam Keluarga untuk Sekolah dan Masyarakat

Yosep Bala Makin (Penulis Bekerja di Mbojo-Bima NTB)

Yang namanya pendidikan semua pihak punya andil walaupun tanggungjawab utama adalah orang tua/keluarga. Salah satu pihak tidak bisa memosisikan diri sebagai penilai yang baik sambil memojokkan pihak lain.

Jika salah satu pihak tidak ambil bagian dan tidak punya tanggung jawab apa pun berarti ada kepincangan dan keluhan tetap tidak punya andil apa pun untuk anak entah sebagai anaknya (keluarga), sebagai siswanya (sekolah), atau sebagai anggota masyarakatnya (masyarakat).

Oleh karena itu, dari pada kita saling mempersalahkan dan melemparkan tanggung jawab kepada pihak yang lain, lebih baik kita secepatnya mencarikan solusi bersama demi anak. Kemungkinan kita pernah melakukan itu tetapi dianggap sebagai hal sepele dan tidak menyadari itu sebagai solusi.

Karena terlalu biasa sehingga perlu ditegaskan lagi dalam sebuah tulisan ini. Keluhan semua pihak perlu didengarkan. Keluhan pihak sekolah dan masyarakat tidak bisa dianggap sepele. Hidup anak masih terlalu panjang dan lama.

Anak sedang hidup di zamannya berarti tidak mungkin bisa kembali seperti zamannya orang tua. Anak masih harus menikmati  keelokan hidup ini lebih banyak. Maka pantas anak harus dibekali cukup baik pengetahuan, keterampilan, sikap sosial, dan spritualnya dalam hidup bersama.

BACA JUGA:
Mendagri Dukung Penyelenggaraan Pendidikan Tatap Muka di Masa Pandemi Covid-19
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More