Pendidikan Demokrasi Pancasila dalam Membentuk Sistem Politik Nasional
Oleh Maria Kleopasia Koni, Mahasiswa Unika Ruteng-Flores
Di era yang lebih demokrastis, politik seakan-akan makin panas disemua kalangan baik masyarakat, pemerintah maupun kaum konglomerat. Yang ada kini, memperebutkan kekuasaan dengan pelbagai trik dan cara, seni memainkan irama dalam hentakan yang susah diperkirakan daya dobraknya. Mencitrakan diri sebagai yang baik dan siap memperjuangkan kebenaran walau kelak sistem kekuasaan yang dibobrok akan perlahan-lahan membunuh karakter pribadi yang original. Penguasa dengan mudah terjebak dalam kemapanan dan kenyamanan, lantas bersandiwara, berempati lalu menertawakan rakyat jelata sebagai badut bodoh dan lugu. Para penguasa tidak lagi memikirkan rasa kemanusiaan yang semestinya mereka perjuangkan untuk rakyat. Rakyat pun bagaikan domba yang selalu mengikuti tuannya. Rakyat dikelabui oleh janji-janji manis yang menggiurkan, namun tidak menjamin kehidupan rakyat itu sendiri. Apa yang dikatakan oleh Abdurahman Wahid yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan harus dijadikan bahan refleksi bagi para penguasa, apakah kemanusiaan sudah diperjuangkan?, apakah saya sebagai seorang pemimpin sudah menjamin kehidupan yang baik untuk rakyat saya?.