Pemerhati HAM dan Anti Perdagangan Orang Kabupaten Sikka Nyatakan Mosi Tidak Percaya Terhadap Kapolres Sikka dan Kapolda NTT Terkait Tidak Tuntasnya Pencarian 4 Orang Korban TPPO

Elemen warga ini kemudian bergegas ke Kantor Bupati Sikka dengan menggunakan kendaraan roda enam, kendaraan roda empat, dan kendaraan roda dua. Setiba di Kantor Bupati Sikka, rombongan menunggu kedatangan Bupati Sikka dan Wakil Bupati Sikka sekitar 1 jam di mana pada saat itu orang nomor satu dan nomor dua di Nian Tana Sikka itu pada saat itu lagi mengadakan pertemuan penting di salah satu kegiatan.

Pemerhati HAM dan Anti Perdagangan Orang Kabupaten Sikka Nyatakan Mosi Tidak Percaya Terhadap Kapolres Sikka dan Kapolda NTT Terkait Tidak Tuntasnya Pencarian 4 Orang Korban TPPO
Pimpinan TRUK-F, Suster Fransiskus Imakulata, SSpS, S.H. (Foto Walburgus Abulat)

 

Pertanyakan Komitmen Pemerintah Atasi Kasus Kekerasan

Perwakilan pemerhati masalah perempuan dan anak di antaranya RP Hubert Thomas Hasulie, SVD; RP Pater Ignas Ledot, SVD;  RP Otto Gusti Madung, SVD; RP Marsel Vande Raring, SVD; Ketua SEMA STFK Ledalero, Fr. Sarnus Joni Harto; Anggota WKRI Tessa Nurak; dan anggota TRUK-F mempertanyakan komitmen Pemkab Sikka dalam mengatasi masalah kekerasan dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kabupaten Sikka, khususnya kasus 17 perempuan di bawah umur yang menjadi korban eksploitasi dengan modus mempekerjakan mereka pada 4 pub di Kota Maumere, serta kecenderungan tingginya kasus warga Kabupaten Sikka yang menjadi korban TPPO di luar Kabupaten Sikka, termasuk di Malaysia.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More