Pembagunan Wisata Super Premium Labuan Bajo Untuk Siapa?

Oleh: Piter Ruman (Politisi PDI Perjuangan/Praktisi Hukum, Tinggal di Karawang, Jabar)

Pembangunan Labuan Bajo tidak hanya memberi harapan bagi masyarakat Labuan Bajo, tetapi juga bagi kelompok berduit. Ibarat, gula menarik perhatian semut berkerumun, demikian pembangunan ibu Kota Labuan Bajo telah menghadirkan kelompok pebisnis berkantong tebal. Sampai di sini di satu pihak pembangunan ibu Kota Labuan Bajo berubah menjadi industri pariwisata yang meminta modal yang besar, dan pada pihak lain secara tidak langsung meminta pengorbanan masyarakat lokal.

Industri pariwisata yang berbasis pada modal besar tidak hanya mengambil peran masyarakat lokal untuk menjadi subyek dalam pariwisata di Labuan Bajo, tetapi juga menggeser keuntungan pariwisata dari masyarakat lokal kepada para pebisnis besar yang kita tidak tahu di mana mereka tinggal dan apakah jujur membayar pajak.

Persoalannya adalah masyarakat lokal cenderung eforia karena sebotol “tuak” dan sebungkus rokok untuk mengalihkan asset yang mereka miliki turun temurun kepada para pemilik modal. Masyarakat dapat uang, moke sebotol, rokok sebungkus, sanjungan, dan ilusi senang, lalu kemudian berpesta ria entah di mana. Dalam banyak cerita sebagian kaum muda cukup sering dijumpai didiskotik-diskotik berdansa ria sambil menggenggam beer sebotol di tangan.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More