Pelangi Tuhan Untuk Si Kelabu
Pembullian dan kekerasan sering ia alami selama duduk dibangku SD hingga SMP. Meski hiper aktif, Dyllan sebenarnya seorang anak yang sangat pemalu bahkan tidak mampu menatap wajah orang sedikitpun.
Tapi istimewanya, pria berkulit sawo matang ini telah mahir berpuisi sejak kelas 3 SD. Ia menjuarai berbagai lomba baca puisi baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.
Perubahan pesat mulai terjadi saat Dyllan mulai duduk di bangku SMA. Dengan dukungan penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya, pendampingan intensif dari para guru di sekolahnya dan support teman-temannya, Dyllan mulai secara perlahan semakin percaya diri dan mulai mengembangkan dirinya.
Awal mulanya Dyllan menjadi anggota organisasi sekolah (OSIS), ikut aktif dalam kegiatan kepanitiaan, mengikuti berbagai lomba di sekolah dan menjuarai berbagai perlombaan yang berhubungan dengan kesenian seperti drama musical, Baca Puisi, mendongeng, dll), dan mengikuti club entrepreneur.
Ketika Dyllan duduk dibangku kelas 2 SMA, ia ditawarkan untuk mengikuti lomba produk inovasi kreatif yang digarap oleh INNOPA, sebuah asosiasi terkenal yang mewadahi inovator Indonesia. Peserta yang lolos seleksi akan diberangkatkan ke Thailand untuk mempresentasikan produk inovasi mereka. Dyllan dan kelompoknya mengirimkan proposal bertajuk produk layanan masyarakat yaitu “Smart Rubbish”.
wooww kisahnya sangat menginspirasi!