PDIP memilih, Indonesia memilih “Ganjar for Indonesia”
Oleh Marianus Gaharpung, dosen FH Ubaya Surabaya
Mega dan jajaran terasnya tidak boleh memaksakan kehendak untuk mengusung capres bertentangan dengan kehendak publik, dalam hal ini mencapreskan putri mahkota Dr (H.C) Puan Maharani. Alasan dari berbagai hasil survei membuktikan Gubernur Jawa Tengah ini pada posisi teratas yang digadang sebagai calon presiden (capres).
Jika masyarakat memilih tiga nama di antara Anies Baswedan, Ganjar dan Prabowo Subianto, maka mereka mayoritas yaitu 36,5 persen memilih Ganjar presidenku.
Elektabilitas Ganjar dan Puan bagai langit dan bumi
Elektabilitas Ganjar Pranowo selalu berada di atas Puan Maharani dalam beberapa survei.
Pertanyaannya, apakah Mega untuk capres di Pemilu 2024 posisi capres kembali akan diberikan kepada calon memiliki elektabilitas tertinggi atau kepada putrinya Puan Maharani. Jika Mega masih berpikir waras dan realistis demi bangsa dan negara harus memberikan Ganjar Pranowo kader terbaik PDIP buat Pilpres 2024.
Sebab hampir semua partai sudah melirik serius kepada sosok Gubernur Jateng ini.
Tarik ulurnya Megawati Soekarnoputri dalam menentukan calon dari PDIP sudah sampai kepada titik yang membosankan. Bisa jadi hal itu juga sudah ada pada benak Ganjar sendiri. Ini kondisi yang rawan sekali bagi PDIP, karena Ganjar sedang berada dalam ketidak-pastian yang berpotensi besar membuat dia mbalelo dari PDIP. Dalam kondisi itu, Ganjar akan sangat mudah dicaplok parpol lain tanpa kemampuan Ganjar untuk menolaknya. Mega bisa gigit jari nantinya, jika itu terjadi. PDIP yang membesarkan Ganjar, parpol- parpol lain yang panen hasilnya.