PBB: Pandemi Covid Renggut Nyawa 10.000 Anak Tiap Bulan

Di Afghanistan, misalnya, pembatasan sosial mencegah banyak keluarga membawa anak-anak mereka yang kekurangan gizi ke rumah sakit untuk mendapatkan makanan dan bantuan yang  tepat, saat mereka sangat membutuhkannya. Rumah sakit Indira Gandhi di ibukota Kabul, hanya merawat tiga atau empat anak yang kekurangan gizi, kata spesialis Nematullah Amiri. “Transportasi antara Kabul dan provinsi tidak diizinkan dan orang-orang juga takut dengan virus corona,” jelas Amiri.

Afghanistan sekarang berada di zona merah kelaparan, dengan gizi buruk anak melonjak dari 690.000 pada Januari menjadi 780.000, meningkat 13%, menurut laporan UNICEF. Harga makanan telah meningkat lebih dari 15%, dan sebuah studi baru-baru yang dilakukan oleh Johns Hopkins University mengindikasikan bahwa 13.000 warga Afghanistan yang berada di bawah 5 tahun bisa mati. Empat dari sepuluh anak-anak Afghanistan telah mengalami keterlambatan pertumbuhan karena kekurangan gizi.

Di Yaman, pembatasan pergerakan sosial juga menghalangi distribusi bantuan. Hal ini diperparah dengan upah yang stagnan dan harga bahan pokok yang naik.  Negara termiskin di dunia Arab ini juga mengalami penurunan dalam pengiriman devisa dan penurunan besar dana bantuan dari lembaga-lembaga kemanusiaan. Sebuah laporan UNICEF memperkirakan bahwa jumlah anak-anak yang kekurangan gizi dapat mencapai 2,4 juta pada akhir tahun ini, meningkat 20% di Yaman.

BACA JUGA:
Dewan HAM PBB Keluarkan Resolusi Bebaskan Aung San Suu Kyi
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More