Pastoral Ekonomi Berkelanjutan

Oleh. : Fransiskus Ndejeng *) 

Umat/rakyat menuju Sejahtera, Adil dan Ekologis (SAE). Bangunlah jiwanya dan bangunlah raganya menuju kualitas hidup yang lebih baik. Di samping itu, adanya berbagai tantangan alam dan dunia dari berbagai jenis penyakit alamiah. Dampak dari perubahan musim yang tidak konstan, tidak seimbang. Adanya penyakit ternak Babi (ASF), penyakit layu batang pisang, hama coklat, hama wereng yang menyerang batang tanaman padi. Dan sebagainya.  Ini semua tentu berdampak pada krisis pangan, kebutuhan pokok umat.

Selain itu, gempuran pembangunan dunia pariwisata sebagai leading sektor ekonomi merupakan sebuah tantangan yang dasyat bagi kalangan gereja lokal Keuskupan Ruteng. Khususnya, umat paroki Roh Kudus Labuan Bajo, calon Keuskupan baru di masa yang akan datang.

Secara fisik kita sangat apresiasi soal pembangunan mega proyek mercusuar pemerintah pusat, sebagai tanggungjawab super prioritas untuk menggenjot dunia kepariwisataan di kota Labuan Bajo dan sekitarnya. Seperti pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanah Mori sebagai tempat pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Negara Asean (KTT Asean Sammit 2023). Tempat pelaksanaan berbagai event nasional dan regional seperti Festival budaya Sasando, Festival Golo Koe.

BACA JUGA:
Sopi Kobok dan Kearifan Lokal
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More