Ide perubahan itu ternyata hanya jualan politik semata. Ide perubahan tidak dibangun dari sebuah keyakinan ideologis tentang arah yang seharusnya bagi pembangunan Indonesia.
Perubahan itu tidak lebih dari sekedar jualan politik.
Jualan peruhana itu Sebetulnya bukan tidak laku. Jualan perubahan itu tetap laku, hanya kurang dalam jumlahnya.
Ada 40.971.906 juta rakyat Indonesia yang menginginkan perubahan. Dan oleh karena itu, mereka memilih Anis Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang diusung oleh Partai Nasdem, PKB dan PKS.
Dengan demikian, kalau ketiga partai ini kemudian bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, maka pertanyaan kita adalah siapakah yang akan mengelolah harapan dan aspirasi perubahan mereka?
Untuk kita ketahui, Pemilu 2024 telah berhasil menghantar 8 Partai Politik menuju Parlemen. Kedelapan partai politik itu terdiri dari:
1. PDIP: 25.387.279 suara (16,72%)
2. Partai Golkar: 23.208.654 suara (15,28%)
3. Partai Gerindra: 20.071.708 suara (13,22%)
4. PKB: 16.115.655 suara (10,61%)
5. Partai NasDem: 14.660.516 suara (9,65%)
6. PKS: 12.781.353 suara (8,42%)
7. Partai Demokrat: 11.283.160 suara (7,43%)
8. PAN: 10.984.003 suara (7,23%)