GUS Miftah memang sedang viral saat ini bukan karena ceramah keagamaan yang sering dilakukannya dengan jabatan Ustad yang melekat padanya, tetapi karena pernyataan yang menyerang kepada seorang Sunhaji sang penjual Es Teh. Akibat pernyataannya, pelbagai tanggapan terutama kritikan ditujukan kepada Gus Miftah.
Mengapa Gus Miftah menjadi semakin viral pasca pernyataannya yang bersifat menyerang pribadi ?
Pertama, menjadi viral, dalam bahasa sederhananya berarti menjadi populer, menjadi tenar karena gagasan, perkataan, tindakan, inovasi dan bahkan hal – hal konyol dan unik. Konsekuensi dari menjadi viral, berarti menjadi titik dan fokus perhatian sebagai respon atas apa yang menjadi viral tersebut. Respon biasanya berupa catatan penguatan dan kritik ( untuk hal yang positif ), bahkan tidak jarang menjadi hujatan, umpatan dan bully-an ( untuk hal yang negatif ).
Kedua, posisi Gus Miftah sebagai seorang Ustad. Seorang Ustad, kehadirannya selalu dilihat sebagai ” guru spiritual ” yang tentu bersentuhan dengan energi positif dalam hal gagasan, perkataan dan tindakan, terutama dalam hal pengajaran. Ia imam. Benar bahwa jauh sebelum peristiwa 20 November 2024 itu, Gus Miftah memang sudah viral karena ceramah – ceramahnya yang ” anti intoleran “. Pikiran – pikirannya dalam ceramah terkesan begitu moderat yang terus menggaungkan hidup bertoleransi. Maka ketika kebablasan mengucapkan kata ” Goblok ” kepada Sunhaji sang penjual Es Teh, Gus Miftah sedang mendegradasikan martabat kemanusiaan, martabat nilai toleransi kepada sesama dan bahkan meninggalkan jejak pertanyaan, sejauh manakah integritas seorang Ustad yang melekat pada Gus Miftah ? Dan pada titik inilah, Gus Miftah menjadi fokus sorotan.