Yesus pun tahu, hal yang harus mendasari pelayanan-Nya adalah kasih. Karena kasih, tindakan ( pelayanan ) membasuh kaki yang paling hina itu pun ( setidaknya di mata manusia ) dilakukan-Nya. Sebegitu pentingnya nilai kasih, sehingga Yesus merasa perlu untuk mengamanatkan-Nya kepada para murid. Kasih selalu menjadi pedoman yang mendasari seluruh hidup dan misi karya pewartaan-Nya. Demikian Yesus memberi pesan, hidup di dalam kasih perlu dirawat yang menjadi meterai untuk membangun persaudaraan dan kebersatuan. Di luar kasih, tidak ada persaudaraan dan kebersatuan yang kuat. Jika persaudaraan dan kebersatuan mulai renggang karena kehilangan dasarnya, yaitu : kasih, yang terjadi adalah terputusnya jalinan relasi dalam kebersamaan.
Ternyata keteladanan dan amanat Yesus tidak cukup untuk membuat para murid-Nya bertahan dalam kesetiaan. Ada paradoks yang dihadirkan dalam kebersamaan : penyangkalan dan pengkianatan. Karenanya, Yesus bilang : ” Kamu pun belum bersih semuanya “, sebuah gambaran tentang ketidaksetiaan. Penyangkalan dan pengkianatan, sebentuk aksentuasi atas ketidaksetiaan. Petrus dan Yudas, dua murid Yesus yang menjadi aktor penyangkalan dan pengkianatan. Bisa diduga, kasih sebagai dasar kebersamaan diperlemah oleh daya kenyamanan diri seorang Petrus dan kerakusan seorang Yudas. “Bukankah engkau juga salah satu murid-Nya ?…..Aku tidak mengenal orang itu”, dialog yang mempertegas kelemahan Petrus untuk mempertahankan kasih dan kesetiaan, hanya karena ketakutan di hadapan orang – orang yang berseberangan dengan Gurunya, serentak mau memproteksi diri dalam zona kenyamanan. Lain lagi Yudas, berlagak romantis, “Orang yang ku cium, itulah Dia”. Romantisme yang dibangunnya adalah romantisme pengkianatan, ciuman pengkianatan. Godaan akan uang dan kerakusan menyeretnya untuk lari dari kesetiaan sebagai murid Yesus. Paradoks – paradoks demikian, telah melahirkan ketidaksetiaan Petrus dan Yudas dalam relasi interpersonal dengan Yesus Sang Guru yang telah memanggil dan memilih mereka dalam bilangan keduabelasan murid-Nya.