PAPDI Peduli Bencana Lewotobi, Bilik Asmara di Lokasi Pengungsian, Perlukah?
Oleh Dr. Asep Purnama, Sp.PD, FINASIM, Ketua Bidang Humas, Publikasi & Pengabdian Masyarakat PAPDI Cabang NTT

Masalah Kesehatan di Lokasi Pengungsian
Seperti yang sudah pernah saya sampaikan seminggu yang lalu [Minggu, 10 Nopember 2024] paska melakukan layanan kesehatan di Posko Pengungsi SDK Hikong, Desa Hikong, Kec. Talibura; terdapat beberapa masalah kesehatan yang perlu diperhatikan di lokasi pengungsian antara lain:
1. Potensi penyakit yang muncul akibat iritasi abu vulkanik antara lain Infeksi Saluran Napas Akut [ISPA], berbagai penyakit alergi seperti Asma Bronchiale, Rhinitis Alergica, juga iritasi mata yang menyebabkan Conjungtivitis.
2. Masalah air bersih, Mandi Cuci Kakus [MCK], cuci baju dan cuci alat makan perlu diantisipasi. Jika tidak, maka penyakit diare akan muncul dan dengan segera meluas di antara para pengungsi
3. Pengalaman traumatis akibat bencana alam -seperti kehilangan harta benda maupun nyawa- dapat menyebabkan gangguan kecemasan dan depresi. Hal ini juga perlu diantisipasi.
4. Malaria perlu mendapat perhatian khusus diantara para pengungsi, karena Kecamatan Waigete dan Talibura -lokasi pengungsian dan asal para pengungsi- merupakan daerah Malaria. Temukan sedini mungkin kasus malaria, dan segera diobati untuk memutus mata rantai penularan diantara para pengungsi yang sangat padat dan berpotensi terjadi penularan dalam waktu singkat dan merata.
5. Memasuki musim hujan, seperti biasa kasus Demam Berdarah akan meningkat perlahan namun pasti jika tidak diantisipasi dengan melakukan 4M Plus. Ingat, bahwa Kab. Sikka pernah mengalami beberapa kali Kejadian Luar Biasa [KLB] Demam Berdarah.
6. Masalah rabies juga perlu mendapat perhatian khusus karena saat ini Kab. Sikka masih berstatus KLB Rabies. Bersyukur tidak nampak Hewan Penular Rabies, khususnya anjing di lokasi pengungsi sepanjang pengamatan kami.