Panggil dari Jauh; Narasi Mgr Vincent Sensi Potokota

Oleh Gerard N. Bibang, alumnus IFTK Ledalero, pernah bekerja di Deutsche Welle di Koeln dan Radio Nederland Wereldomroep di Hilversum, sekarang tinggal di Jakarta.

Dan ini hebatnya: bersalaman ramah tangan kanannya dengan banyak umat sambil tangan kirinya memanggil saya disertai suara keras: Gerard, Gerard, sini dulu, sini dulu!

Sejak saat itu, kami tidak pernah bertemu. Hanya untuk merawat persahabatan rohaniah yang istimewa ini dengannya, dengan sengaja saya buka medsos dan youtube men-searching terkait namanya, terutama youtube tahbisan dan apa saja di mana dia memimpin upacaranya. Demikian juga yang saya lakukan ketika mengikuti akselerasi sakitnya beberapa bulan terakhir.

Tak Sudi Dipergoki

Orang besar yang berhati mulia ini telah pergi. Wahai maut mengapa engkau mejemputnya terlalu cepat? Begitu saya memprotes ketika mendengar kabar duka Minggu sore itu.

Pada akhirnya, saya harus menerima kebenaran iman ini: Tuhan Sang Pemilik Hidup tak sudi dipergoki. Takdir-Nya tak bisa dicegat. Kehendak-Nya tak mungkin bisa dianalisis dan dibatasi. Hak-Nya atas misteri garis terang dan gelap kehidupan, serta atas ketentuan detik maut dihadirkan, tak membuka diri sedikitpun untuk dirumuskan oleh segala ilmu dan pengalaman.

BACA JUGA:
Globalisasi dan Spiritualitas Ilmu Pengetahuan (Bag. II)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More