Pangdam XVIII/Kasuari: Mari Bangun Komunikasi Konstruktif dalam Merajut Kebinekaan dan Menolak Rasisme

Dalam acara yang diikuti oleh Muspida Provinsi Papua Barat, para kepala suku, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, dan pimpinan organisasi kemasyarakatan (Ormas) Papua Barat tersebut, Pangdam lebih lanjut mengatakan, berbagai macam cobaan dan tantangan terhadap bangsa Indonesia, dari mulai permasalahan suku, agama, ras, dan golongan, serta propaganda dan provokasi adu domba, merupakan modus-modus dari zaman penjajahan dahulu yang hingga di era modern zaman Kemerdekaan NKRI masih menjadi masalah di negara kita, sesama anak bangsa terus diadu domba dan kita tidak sadar hal itu.
Manusia adalah makhluk sosial, apapun bentuknya. Kita butuh berinteraksi, bekerja sama, saling membutuhkan dan lain sebagainya. Makhluk sosial merupakan gabungan manusia yang selalu berinteraksi. Namun demikian, dalam berinteraksi terkadang bisa terjadi konflik atau perpecahan, apabila interaksi tersebut tidak diikuti dengan sikap saling menghargai dan memahami. Terkait itu, lanjutnya, para founding father telah menyampaikan bahwa hanya ‘Pancasila’ yang bisa mempersatukan kita dengan kondisi keberagaman, kebinekaan yang ada di Indonesia ini, dan kita semua sepakat akan hal itu pada tgl 28 Oktober 1928, dengan suatu Sumpah Pemuda sehingga berdirilah yang namanya negara Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, sehingga berbagai bentuk interaksi dapat diwadahi dan menyatukan semua kepentingan di NKRI.