Pandemi Covid-19 dan Cara Antisipasi Keadaan Terburuk
Oleh Bambang Soesatyo Ketua MPR RI/Mahasiswa Program Doktoral (S3) Ilmu Hukum Universitas Padjadjaran (UNPAD)
Faktor lain yang tak kalah penting untuk diwaspadai adalah kemampuan dokter dan tenaga medis. Tidak hanya kewalahan, mereka pun mulai lelah. Dan, ketika jumlah kasus Covid-19 mencatat lonjakan tajam separti akhir-akhir ini, gambaran yang mengemuka adalah ketidakseimbangan total pasien dengan jumlah dokter dan tenaga medis yang terbatas. Saat rumah sakit rujukan disesaki oleh pasien Covid-19, pemandangan yang langsung bisa dibaca adalah kurangnya tenaga dokter dan tenaga medis untuk merawat semua pasien itu.
Dampak dari rumah sakit rujukan yang penuh oleh pasien Covid-19 sering kali sangat fatal. Sejumlah kasus sudah memberi fakta tentang hal itu. Tak hanya antrian panjang pasien, tetapi tak sedikit pasien yang tidak tertolong hingga menghembuskan nafas terakhir.
Seorang pesohor yang terpapar Covid-19 harus menunggu berhari-hari untuk bisa mendapatkan perawatan di ICU rumah sakit rujukan. Kendati sempat mendapat perawatan, dia akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Di Kalurahan Krembangan, Kapanewon Panjatan, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), warga setempat, Kamis (8/7), mendapati jenazah Sutadbi (59) yang meninggal dalam kesendirian di dalam ruko. Tetangga hanya tahu bahwa almarhum sedang menjalani isolasi mandiri (isoman). Jenazah Sutadbi diketahui warga setempat ketika mengantar makanan untuknya. Di Bekasi, seorang tenaga kesehatan yang sedang hamil meninggal dunia juga karena terpapar Covid-19.