Pancawindu Imamat Romo Herman Ando Pancarkan Nilai-Nilai Universal dari Kevikepan Reo untuk Indonesia dan Dunia

Laporan Walburgus Abulat (Jurnalis, Penulis Buku dan Seksi Humas dan Publikasi Panitia Pancawindu Imamat Vikep Reo)

Tentu tak diartikan lurus bahwa untuk dapatkan posisi kiri kanan, kita mesi menjadi seorang penjahat. Ada hal mendasarkan dan mendalam di balik itu: “Dalam serba kekurangan, keterbatasan, kerapuhan, kelemahan yang kita alami dan hadapi, tetap saja terdengar suara panggilan Yesus agar kita menemaniNya di salib di posisi kiri atau di posisi kanan.

Seorang imam dipanggil untuk mengikuti “Kristus yang tersalib,” sambil sendiri menyalibkan apa yang disebut Rasul Paulus sebagai ‘kedagingan,’  Tulis Rasul Paulus, “Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya” (Gal 5:24).

Seorang imam Tuhan, seperti yang dihidupi oleh Romo Herman telah 40 tahun berjuang untuk menempati posisi kiri atau kanan Yesus. Bagi Romo Herman harapan untuk itu selalu terbuka. Posisi di sebelah kiri dan kanan dihayati dalam kesetiaan, dalam korban dan penyerahan diri, dalam doa – keheningan, dalam membaca – merenungkan dan mewartakan Sabda Tuhan. Dan kita semua tahu bahwa Romo Herman ketika ia pimpin doa, beri pengarahan, berkotbah selalu ada ungkapan-ungkapan yang indah. Dia adalah seniman kata dengan suaranya yang khas (bisa jadi Romo Herman ini pencipna berat karya-karya Kahlil Gibran atau karya-karya sastra lainnya, juga termasuk lokal wisdom).

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More