
Orang Katolik Bukan Kanibal
Oleh Arnoldus Nggorong, Alumnus STFK Ledalero, tinggal di Labuan Bajo
Dalam nada yang sama perihal Roh Kudus yang memiliki daya mengubah dalam sakramen pembaptisan, St. Ambrosius mengatakan, “Tanpa Roh Kudus, air tidak membersihkan”. Dalam perspektif St. Ambrosius, kita dapat mengatakan, dengan daya-Nya, Roh Kudus mengubah roti dan anggur menjadi benar-benar Tubuh dan Darah Kristus pada saat konsekrasi.
Daya mengubah itu tampak jelas dalam kata-kata imam seraya memberi berkat dalam doa syukur agung: “Kuduskanlah persembahan ini dengan pencurahan Roh-Mu, agar bagi kami menjadi Tubuh (†) dan Darah Tuhan kami, Yesus Kristus.” (Lih. DSA II).
Makna Perayaan Tubuh-Darah Kristus
Berkaitan dengan perayaan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, Gereja (kaum beriman yang percaya kepada Kristus) benar-benar yakin dan percaya bahwa, lagi-lagi, roti dan anggur yang dipersembahkan dan dikonsekrir oleh kuasa Roh Kudus dalam perayaan ekaristi adalah sungguh-sungguh Tubuh dan Darah Kristus sendiri.
Keyakinan ini memiliki dasar pijaknya pada perkataan Yesus sendiri: “Akulah roti hidup yang telah turun dari Surga.” (Yoh. 6:51a). Selanjutnya Yesus sendiri pula memberikan jaminan akan hidup kekal bagi setiap orang yang makan roti itu. Yesus berkata: “Jika seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” (Yoh. 6:51b).