
Orang Katolik Bukan Kanibal
Oleh Arnoldus Nggorong, Alumnus STFK Ledalero, tinggal di Labuan Bajo
Ekaristi
Penjelasan di atas mengantar kita untuk berbicara tentang sakramen ekaristi. Sebab “Roti Surgawi”, “Darah dan Daging Yesus” adalah bagian inti dalam perayaan ekaristi yang tampak dalam rupa roti dan anggur.
Di dalam ekaristi, roti dan anggur yang dikonsekrir dalam Doa Syukur Agung (DSA) telah diubah berkat daya kuasa Roh Kudus menjadi sungguh-sungguh Tubuh dan Darah Kristus sendiri. Jadi roti dan anggur, yang awalnya bersifat lahiriah-simbolik, telah diubah hakekat dan substansinya menjadi sungguh-sungguh Tubuh dan Darah Kristus.
Penegasan tentang konsekrasi tampak jelas dan terang benderang dalam pengakuan iman seperti dikutip Georg Kirchberger sebagai berikut: “Setelah konsekrasi, roti dan anggur di atas altar tidak hanya merupakan sakramen, melainkan juga tubuh benar dan darah benar dari Tuhan kita Yesus Kristus, dan secara indrawi – tidak hanya dalam sakramen, melainkan dalam kebenaran – tubuh dan darah dipegang dan dipecah-pecahkan oleh tangan imam dan dikunyah oleh gigi orang beriman (DS 690)”.