Orang Katolik Bukan Kanibal

Oleh Arnoldus Nggorong, Alumnus STFK Ledalero, tinggal di Labuan Bajo

Itulah sebabnya dibutuhkan iman. Iman memunculkan kesadaran baru akan pemahaman yang mendalam akan misteri ekaristi. Aksioma St. Anselmus Canterbury: fides quarens intelectum, beriman agar mengerti, mengafirmasi pentingnya iman dengan tidak mengabaikan peran pengatahuan.

Senada dengan St. Anselmus, St. Agustinus merumuskan dalam bahasa filosofis-teologis soal pentinya iman demi mengatasi keterbatasan pengetahuan. “Dari waktu ke waktu kita tergagap ketika berbicara tentang Wujud Yang Kekal, sebab pengertian kita tidak sanggup menampung realitas Yang Kekal, kecuali jika kita dituntun oleh tangan-Nya selama kita berziarah di bumi,” demikan St. Agustinus.

Kesadaran baru berkat iman menuntun kita untuk menaruh hormat dan lebih dari itu bersujud sembah kepada Yesus dalam sakramen Mahakudus yang hadir dalam tabernakel. Sebab tabernakel adalah takhta kerahiman Allah di bumi, tulis St. Faustina.

Bentuk penghormatan yang paling sederhana, yang dapat disebutkan di sini dan yang paling mudah dilaksanakan, salah satunya adalah sikap dan perilaku selama mengikuti perayaan ekaristi, sikap dan perilaku selama berada di dalam Gereja  yang di dalamnya terdapat sakramen Mahakudus, yang ditakhtakan di dalam tabernakel.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More