Orang Katolik Bukan Kanibal

Oleh Arnoldus Nggorong, Alumnus STFK Ledalero, tinggal di Labuan Bajo

Ketiga, kesaksian St. Faustina. Berikut kisahnya: “Pada misa tengah malam (25 Desember 1934 pukul 00.00), begitu misa dimulai, serta merta aku merasakan permenungan batin yang sangat mendalam; sukacita memenuhi jiwaku. Pada waktu persiapan persembahan, aku melihat Yesus di altar, tak tertandingi indahnya. Sepanjang waktu itu Sang Bayi Yesus terus memandang setiap orang, sambil merentangkan tangan-tangan-Nya yang mungil. Pada waktu Hosti diangkat, Kanak-kanak Yesus tidak memandang ke ruang kapel tetapi menengadah ke surga. Sesudah pengangkatan, Ia memandang kami lagi, tetapi hanya waktu yang singkat sebab Ia dipatahka dan dimakan oleh imam seperti biasanya” (BH 347).

Di bagian lain St. Faustina memberi kesaksian berikut: “Ketika aku membenamkan diri dalam doa, dalam roh aku dibawa ke kapel. Di sana aku melihat Tuhan Yesus bertakhta dalam monstrans. Pada tempat monstrans itu berada, aku melihat wajah Tuhan yang mulia, dan Dia berkata kepadaku, “Apa yang engaku lihat secara nyata, itulah yang dilihat jiwa-jiwa ini dalam iman. Oh, betapa menyenangkan Hati-Ku iman mereka yang begitu teguh! Meskipun tampaknya tidak ada tanda-tanda kehidupan-Ku di dalam Hosti Kudus, engaku tahu bahwa pada kenyataannya Aku hadir secara penuh dalam setiap dan masing-masing Hosti. Tetapi supaya Aku dapat berkarya pada jiwa, jiwa itu harus memiliki iman. O betapa menyenangkan Hati-Ku iman yang hidup!” (BH 1420).

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More