Om si Penjual Obat

Oleh: Bernadinus Steni*

Masuknya kios dan toko yang ikut memajang obat di kampung-kampung melibas profesi si Om. Profesi yang dulu sempat tenar dan monopolistik itu tamat.

Walau hanya masa lalu, cerita tentang mereka tak pernah pudar. Bukan soal benar atau salah. Sama sekali bukan. Tapi mereka adalah wajah orisinil perkembangan konsep kesehatan di daerah pelosok seperti kami.

Apapun yang mereka lakukan, peran itu mengisi asa ketika kesehatan dimaknai sebagai obat-obatan. Biarpun yang dikunyah ternyata hanya permen murah, itu semua sudah terlanjur disebut obat. Yahh..mau bagaimana lagi.

*Penulis adalah Mahasiswa Program Doktoral Dalam Bidang Managemen Lingkungan IPB, Penggiat Standar Berkelanjutan

BACA JUGA:
Covid-19, Ateisme dan Kematangan Iman
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More