Om si Penjual Obat

Oleh: Bernadinus Steni*

Tentu saja tidak hanya si gadis yang matanya berbinar-binar. Perkenalan itu ibarat gemuruh sirkus yang bikin orang tuanya ikut hanyut dengan lamunan, “seandainya aku punya mantu orang kaya”.

Lebih dari sekedar dagang obat, para penjual obat keliling adalah peracik kata-kata yang hebat. Mereka bisa bikin orang-orang sekitarnya terpekur.

Politisi bau kencur, apalagi modal tampang doang, bakal kalah jauh dari kemampuan retorika si Om. Tak ayal, walau sudah beranak dua, cem-cemannya terdaftar di tiap kampung.

Gadis muda, tentu saja. Karena kalau bini orang, bakal ramai urusannya. Punya beberapa teman gadis muda barangkali bikin si Om bersemangat mengayunkan langkah, walau tentu saja tidak selalu mudah.

Soal obat, tak perlu orang kampung ragu. Andalan utamanya kapsul oranye. Entah itu obat apa. Tapi sejauh yang kami ingat, semua urusan tuntas dengan menelan obat itu.

Pilek, ah ada kapsul oranye. Batuk, cari si oranye. Menceret ada dia juga. Pegal-pegal, ada oranye. Pokoknya, kapsul palugada yang tokjer untuk segala macam sakit dan penyakit.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More