Balik lagi ke penjual obat. Banyak orang kampung yang sudah kenal siapa dia, lalu jadi pelanggan tetap. Namun ada pula calon pembeli yang mungkin belum kenal.
Kepada mereka inilah rayuan maut kata “mujarab” menyerang sungguh-sungguh hingga mereka terpedaya. Acapkali omongannya bikin urat geli tergelitik. Suatu komedi kehidupan.
Penting untuk menertawakan episode semacam itu, karena kata seorang ahli psikososial, tertawa yang sungguh-sungguh adalah menertawakan getirnya kehidupan.
Seorang penjual obat yang kami kenal, kami sebut si Om, datang hari itu. Setelah makan siang, dia tak menunda untuk melancarkan aksinya.
Berpakain necis ukuran kampung, kemeja putih, celana panjang katun abal-abal plus sepatu kulit KW 12 yang telah disemir mengkilat, kaca mata hitam yang tayang di dahi, bikin penampilannya amat sangat meyakinkan.
Apalagi dia pakai minyak wangi yang juga dipakai buat minyak rambut. Haruuumm..Lengkap sudah model iklan ala kampung.
Banyak orang kampung mengitari dia, mirip sirkus sulap. Dengan penampilan yang menyolok, kehadirannya ibarat magnet. Suatu keramaian kecil pun terjadi.