Om si Penjual Obat

Oleh: Bernadinus Steni*

JAUH sebelum Apotik keliling diperkenalkan seperti belakangan ini, di Flores dan barangkali di banyak tempat lainnya, telah ada profesi serupa.

Tentu saja latar konteksnya berbeda. Namun watak dasarnya tetap saja sama, yakni menjajakan obat-obatan kepada siapapun, entah orang sehat atau sakit dengan rupa macam janji manjur. Kata “manjur” ini patut digarisbawahi karena saking  kerasnya mereka berusaha, tiap rayuan dipoles mirip mantra.

Ibu, ini obat sakit perut, langsung pulih dalam sejam” atau di lain kesempatan “yang ini mantab menangkal lelah, stamina on terus 24 jam”. Tentu saja rayuan itu segera bikin Bapak-bapak antri. Bayangkan “on terus 24 jam”. Adohh Tuhan ee.

Eksposure itu ala kampung lho. Tapi tidak jauh-jauh dengan gema iklan jaman sekarang. Sebanding lah. Jadi, bisa dikatakan walau kampung mereka absen dari peta google, tapi dinamika geografi sosial tidak kampung-kampung amat.

Bahkan promosi yang serba jagoan mujarab di media publik saat ini, boleh jadi belajar dari para penjaja iklan ala kampung semacam itu.

BACA JUGA:
Urgensi Pemberdayaan Politik Kelompok Rentan di Sikka
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More