
Obor Mas Emas, Dari Nian Tana Sikka untuk Indonesia dan Dunia
Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis Pojokbebas.com)
Kedua, hati dan tindakan Yesus dalam narasi Injil (Lukas 16:1-8) menggerakkan kita untuk memiliki hati dan pikiran yang baik, dan haruslah dibuktikan dengan tindakan cinta kasih atau perbuatan baik, yang harus mengurbankan kesenangan dan kenikmatan yang melekat dalam kecenderungan naluriah kita
Berkurban itu berarti ada sesuatu yang hilang dari ego kita, dari keinginan dan kehidupan yang nyaman dan mapan. Narasi Yesus jelas mengajak kita untuk keluar dari situasi nyaman dan mapan untuk menyentuh kehidupan orang lain yang menderita dan tertindas. Kita melawan kemalasan dan berjuang untuk hidup sebagai orang beriman yang jujur, benar dan tulus dalam hidup kita setiap hari.
Ketiga, teruslah bercahaya seperti OBOR dalam kegelapan, dan emas yang menyatu dalam pengorbanan dan penyerahan diri Yesus sendiri. Kita harus bertolak ke tempat yang dalam, dan tidak sekadar terjebak dalam euforia usia emas. Kenangan ini harus membuat kita lebih kuat, dan tidak boleh membuat kita terbuai pada memori masa lalu dan nama besar. Terkadang untuk maju, kita harus keluar dari bayang-bayang masa lalu dengan nama besarnya. karena ketika terlena dengan nama besar, kadang kita lalai dan tidak berjuang gigih. Bertolaklah ke tempat yang dalam, teruslah adaptif, inovatif dan kreatif.