NTT dalam Gerakan Literasi Sekolah
Oleh: Albertus Muda, S.Ag (Guru Honorer SMA Negeri 2 Lewoleba-Lembata-NTT)
Fakta lain, belum terbangunnya komunikasi yang intens antara Perpustakaan Daerah dengan sekolah-sekolah terkait jam khusus wajib baca yang dijadwalkan secara rutin. Belum terbangunnya kerja sama antara Dinas Perpustakaan Daerah dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terkait memaksimalkan penggunaan jasa mobil dan motor perpustakaan keliling.
Selain itu, manajemen sebagian besar perpustakaan kabupaten dan kota pun belum dikelola dengan baik karena masih menggunakan sistem manual. Hal ini terbukti dengan pendataan buku-buku perpustakaan yang sampai saat ini belum selesai/tuntas. Mengingat, proses yang panjang sebelum sebuah buku yang terinventarisir di perpustakaan siap untuk dipinjam dan dibaca masyarakat pembaca.
Sudah waktunya membangun interkoneksi perpustakaan. Pemerintah dituntut memperbaiki manajemen pelayanan. Mempekerjakan pustakawan yang andal dan kompeten di bidangnya agar perpustakaan benar-benar menjadi rujukan. Pengelolaan perpustakaan pun mesti segera beralih ke sistem digital. Perpustakaan Daerah mesti memiliki aplikasi portal sebagai pusat data base informasi. Selain itu, aplikasi converter yakni data-data informasi yang ada di sistem informasi perpustakaan bahkan web service guna memudahkan peminjaman buku secara online.