Struktur kalimat yang dihasilkan pada saat berkomunikasi pun sangat variatif. Variasi kalimat itu terdengar ketika mereka bercerita penuh semangat dan ceriah. Tentu saja, kalimat yang bervariatif itu berdasarkan tingkat pendidikan dan usia. Dalam bercerita, ada anak semata-mata menggunakan kalimat aktif entah berimbuhan atau bahkan hanya menggunakan kata dasar. Yang lain divariasikan dengan kalimat pasif dan pada tinggkat pendidikan tetentu kalimat majemuk dan majemuk bertingkat semakin banyak digunakan karena memang tingkat pendidikannya lebih tinggi ketimbang yang lain dan sudah lebih berpengalaman. Ternyata, semakin banyak pengalaman akan berpengaruh terhadap kalimat-kalimat yang dibuatnya sehingga banyak kalimat majemuk dan majemuk bertingkat yang dihasilkan, yang berarti banyak keterangan untuk memperindah kalimatnya sebagai pengembangan dari kalimat tunggal. Selain itu, kalimat langsung dan tidak langsung, kalimat positif dan negatif terpakai secara bergantian. Gaya bercerita setiap anak pun berbeda-beda. Ada anak yang memiliki kemampuan menghafal tinggi sehingga dalam bercerita lebih cenderung menggunakan kalimat langsung daripada kalimat tidak langsung. Ia memiliki kemampuan mengulang kembali, menirukan kembali semua ujaran yang diujarkan oleh setiap tokoh dalam cerita itu. Gaya bercerita seperti ini akan lebih lama ketimbang gaya bercerita dengan menggunakan kalimat tidak lansgusng. Itulah gaya anak dalam bercerita.
Ternyata benar adanya seorang anak akan tumbuh dari hasil menjiplak kelakuan orang tuanya.
Sangat menarik pater. Berbicara tentang anak kecil memanglah sebuah ketulusan. Mendengarkan mereka berbicara tentang banyak hal, sangat lucu dan naif, mereka hanya berbicara tentang apa yang mereka dengar, apa yang mereka alami, apa yang mereka tonton. Sangat tulus dan apa adanya, tanpa rekayasa. Oleh karena itu, anak-anak memang harus diberikan cintan dan perhatian yang lebih, terutama pelajaran dasar mengenai agama, dan bagaimana cara mereka bersikap.
Terima kasih pater.
INFormasi menarik