NGUPING!

Oleh:  Yosep Bala Makin, S.Pd

Sementara itu, anak yang lain memahami Allah sebagai pribadi yang halus, penuh kasih sayang, perhatian, dekat dan bersahabat dengan manusia. Allah itu begitu dekat dan bersahabat. Allah itu sangat dekat bahkan menjadi sahabat karibnya. Allah menatang dan menggenggamnya dalam tangan-Nya supaya manusia aman dan luput dari setiap godaan dan terpaan dunia. Allah mengasihi dan mencintai manusia lebih daripada manusia mencintai dan mengasihi Allah. Si anak menginani Allah yang dekat (imanen), Allah yang bersahabat karib dengannya yang berarti Allah tidak pernah meninggalkan dan membiarkan manusia terlentar. Allah mengasihi manusia. Allah sayang kepada manusia karena telah mengajarkan yang baik kepadanya dan manusia telah melakukan yang pula kepada-Nya dan kepada sesamanya.

Dari kata dan kata-kata (kelompok kata) yang mereka gunakan saya akan mengintipnya dari sudut pendidikan yang mereka alami dan dapatkan dalam keluarga dan lingkungan di mana mereka bergaul. Dalam bercerita bisa dipantau kata tertentu dihindari, tidak mau diucapkan karena dilarang dan akan dianggap sebagai anak yang tidak sopan bahkan akan diberi label anak setan. Anak lain dengan lancar dan lancang sekali menggunakan satu kata yang oleh umum tidak sopan kalau digunakan ketika mengekspresikan kemarahan dan ketidakpuasannya. Anak lain sama sekali tidak mengenal konsep dari kata yang bagi orang lain sudah menjadi kata populer. Yang lain sama sekali tidak mengenal kata itu apalagi menyangkut arti dan maknanya. Karena kata itu dalam lingkungannya tidak digunakan terhadap orang lain, mungkin karena kasar, tidak sopan, tidak layak untuk anak seumur mereka atau dilarang untuk digunakan dalam berkomunikasi dan bergaul dengan teman. Ternyata satu kata yang digunakan akan terbaca sebuah konsep yang tersimpan dan akan membentuk cara berpikir, bertindak, dan bertingkah laku. Tingkah laku seseorang itu merupakan terjemahan dari rimbunan konsep dalam kata yang digunakan. Satu kata yang digunakan di dalamnya tertumpuk sejumlah konsep warna-warni sehingga tanggapan mereka pun akan sangat berbeda dengan yang lain. Tanggapan dan respon mereka ketika mendengarkan teman lain bercerita akan menjadi data empirik untuk menganalisis model dan cara pendidikan anak dalam keluarga dan lingkungan di mana anak bergaul.

BACA JUGA:
Tiga Raja dari Timur: Simbol Serpihan Kebijaksanaan Allah
Berita Terkait
3 Komen
  1. Miany Parera berkata

    Ternyata benar adanya seorang anak akan tumbuh dari hasil menjiplak kelakuan orang tuanya.

  2. Yuyun berkata

    Sangat menarik pater. Berbicara tentang anak kecil memanglah sebuah ketulusan. Mendengarkan mereka berbicara tentang banyak hal, sangat lucu dan naif, mereka hanya berbicara tentang apa yang mereka dengar, apa yang mereka alami, apa yang mereka tonton. Sangat tulus dan apa adanya, tanpa rekayasa. Oleh karena itu, anak-anak memang harus diberikan cintan dan perhatian yang lebih, terutama pelajaran dasar mengenai agama, dan bagaimana cara mereka bersikap.
    Terima kasih pater.

  3. Safril berkata

    INFormasi menarik

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More