Si anak pertama mulai bercerita tentang segala hal yang diajarkan, diceritakan, dilakukan dan yang dinasihati oleh bapa dan mamanya kepadanya. ”Bapa dan mamaku bilang: Jangan melawan perintah bapa-mama di rumah, nanti Tuhan Allah marah; jangan melawan perintah bapa-ibu guru di sekolah, nanti Tuhan Allah marah; jangan pukul adik dan jangan jewer telinga adik, nanti Tuhan Allah marah; jangan keluarkan kata-kata kotor dan kasar, maki, nanti Tuhan Allah marah. Tuhan Allah akan marah sekali kalau kita malas membantu bapa-mama di rumah. Tuhan Allah akan marah sekali kalau pada hari minggu kita tidak pergi ke gereja. Tuhan Allah akan marah kalau kita marah sama teman. Tuhan Allah akan marah kalau kita maki teman.”
Dengan wajah terheran-heran, gadis cilik kedua mulai berkomentar, ”Tuhan Allahmu itu kok marah-marah meluluh dan kejam amat. Saya tidak mau bermain dengan kamu. Saya takut!” Keduanya berdiri berhadapan sama-sama heran dan terheran-heran satu terhadap yang lain. Gadis cilik kedua melanjutkan, ”Bapa dan mamaku bilang: Tuhan Allah sangat sayang sama anak yang sopan. Tuhan Allah mencintai dan sayang kepada anak-anak yang baik. Tuhan Allah itu selalu dekat dengan kami dan semua orang.”
Ternyata benar adanya seorang anak akan tumbuh dari hasil menjiplak kelakuan orang tuanya.
Sangat menarik pater. Berbicara tentang anak kecil memanglah sebuah ketulusan. Mendengarkan mereka berbicara tentang banyak hal, sangat lucu dan naif, mereka hanya berbicara tentang apa yang mereka dengar, apa yang mereka alami, apa yang mereka tonton. Sangat tulus dan apa adanya, tanpa rekayasa. Oleh karena itu, anak-anak memang harus diberikan cintan dan perhatian yang lebih, terutama pelajaran dasar mengenai agama, dan bagaimana cara mereka bersikap.
Terima kasih pater.
INFormasi menarik