Nataru Sebagai Momentum Transformasi Diri (Sebuah Refleksi)
Oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
Nataru Sebagai Momentum Transformasi Diri
Perayaan Natal dan Tahun Baru merupakan suatu perayaan yang tidak bisa dilepas pisahkan. Artinya keduanya memiliki relevansi. Perayaan Natal tidak hanya memperingati hari kelahiran Yesus Sang Juruselamat dunia, melainkan juga sebagai momen kelahiran kita sebagai manusia baru, setelah selama empat pekan menanti kedatangan-Nya melalui masa adven. Masa adven adalah masa persiapan menanti kedatangan Tuhan Yesus (inkarnasi) di hari Natal, sekaligus masa persiapan kedatangan-Nya yang kedua di akhir zaman atau parousia, seperti yang diserukan oleh Yohanes Pembaptis: “Parate Viam Domini!” atau “persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun, setiap gunung dan bukit akan menjadi rata. Yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan. Dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan” (Luk 3:4-6, bdk Yes.40:3-5). Jalan yang dimaksudkan oleh Yohanes Pembaptis adalah jalan pertobatan atau jalan rohani agar kita bisa memperoleh pengampunan dari Tuhan. Jika ini yang terjadi, maka kita layak merayakan sukacita Natal, karena kita telah lahir kembali menjadi manusia baru yakni manusia Natal atau manusia transformatif yang telah mengalami transformasi diri atau manusia metamorfosis. Dengan demikian, perayaan Natal merupan jalan atau pintu masuk ke perayaan Tahun Baru.