Nataru Sebagai Momentum Transformasi Diri (Sebuah Refleksi)
Oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
Di negara lain, yaitu Skandinavia, bangsa Norse merayakan Yule (istilah kuno hari Natal) sejak 21 Desember, yang merupakan titik balik matahari musim dingin hingga bulan Januari. Sebagai bentuk syukur atas kemunculan matahari, para ayah dan anak laki-laki akan membawa pulang kayu gelondongan besar yang akan mereka bakar untuk penghangat. Setelah itu, orang-orang akan lanjut berpesta sampai kayu bakar tersebut habis yang bisa memakan waktu hingga 12 hari. Jadi, tidak ada yang tahu persis tentang tanggal kelahiran Yesus.
Namun terlepas dari perdebatan yang pernah terjadi, pada akhirnya kelahiran Yesus ditetapkan menjadi tanggal 25 Desember dan kini diperingati sebagai Hari Natal. Menurut beberapa ahli, ditemukan sebuah tulisan-tulisan tentang awal gereja Kristen Kuno yang berisi informasi mengenai kelahiran Yesus. Dituliskan bahwa pada 25 Maret, gereja Kristen merayakan dikandungnya Yesus oleh Maria yang mendapat kabar tersebut dari malaikat. Para ahli kemudian menyimpulkan bahwa kelahiran Yesus terjadi pada 25 Desember, karena pada tanggal itu Maria genap mengandung selama sembilan bulan. Untuk merayakan kelahiran Yesus, maka tanggal 25 Desember ditetapkan sebagai Hari Natal. Adapun Natal dalam bahasa Portugis berarti kelahiran. Dalam hal ini adalah kelahiran Yesus Sang Mesias, Putera Allah yang menjelma menjadi Manusia (Inkarnasi).