Napak Tilas Gereja Tua Lengko Ajang: Butuh Kolaborasi Bersama untuk Merawatnya

Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis, Penulis Buku Karya Kemanusiaan Tidak Boleh Mati, dan Buku Emas Paroki Thomas Morus Keuskupan Maumere)

 

Gereja Tua Lengko Ajang Jadi Situs Wisata Rohani

Sejalan dengan perjalanan waktu gedung Gereja Tua ini mengalami kerusakan. Kayu-kayu yang menopang bangunan sudah mulai keropos. Seng atap gedung ini sudah mulai berkarat dan berlubang. Pada beberapa titik lantai bangunan juga terlihat retak bahkan ada beberapa lantai sudah mulai menurun. Dalam kondisi seperti ini maka sudah jelas bahwa gedung Gereja Tua ini sudah tidak nyaman lagi untuk dijadikan locus kegiatan keagamaan, bahkan bangunan ini dinilai berisiko bagi keselamatan umat bila difungsikan untuk aneka kegiatan peribadatan.

Melihat kondisi bangunan yang tidak nyaman untuk dijadikan locus peribadatan, maka pada kepemimpinan Pastor Paroki RP. Rafael Mesi, SVD tahun 2015/2016, dibangun  Gereja Baru yang  letaknya sekitar 75  meter dari Gereja Tua  bersejarah itu. Pascagereja bangun gereja baru,  praktis semua kegiatan keagamaan umat setempat terpusat di gedung baru itu.

Terakhir, umat setempat merayakan misa di Gereja Tua Lengko Ajang pada saat Perayaan Tahun Pariwisata tahun 2022 lalu. Praktis beberapa tahun terakhir, umat setempat  tidak bisa merayakan misa atau kegiatan peribatan lainnya di gereja Tua ini karena bangunan gereja ini sudah mulai rusak.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More