Napak Tilas Gereja Tua Lengko Ajang: Butuh Kolaborasi Bersama untuk Merawatnya

Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis, Penulis Buku Karya Kemanusiaan Tidak Boleh Mati, dan Buku Emas Paroki Thomas Morus Keuskupan Maumere)

 

Jangan Dibongkar

Sejumlah pihak menyatakan kekaguman dengan arsitektur bangunan gereja tua Lengko Ajang, dan bahkan tak sedikit warga meminta para pihak yang berotoritas agar bangunan bersejarah itu jangan dibongkar.

Permintaan agar bangunan Gereja Tua itu jangan dibongkar antara lain disampaikan seorang Imam Diosesan Keuskupan Agung Ende yang saat ini menjadi Misionaris Fidei Donum untuk Keuskupan Basel, Swiss RD. Stefanus Wolo Itu sebagaimana ditulis dalam laman facebook penulis, demikian petikannya  “Model asli ini (Gereja Tua, Red)  harus dirawat, jangan pernah dibongkar..Ada banyak makna historis dan teologis tentu saja,” tulis Romo Stef Wolo Itu.

Harapan serupa disampaikan salah seorang pastor yang bertugas di Keuskupan Ruteng  Romo Benediktus Jehadun. “Model bangunan yang sangat artistik, paduan indah bentuk Gereja dan rumah adat/niang Manggarai. Kubah/candi menghadirkan bentuk lingko/lodok. Luar biasa. Semoga tetap dipertahankan sebagai situs gereja yang historis.Salve.”

Seorang imam Keuskupan Ruteng lainnya, Romo Robertus Pelita menulis “Hampir seabad, tapi masih berdiri kokoh, padahal alat pertukangan saat itu masih sangat sederhana. Sungguh kearifan yang patut digali kembali oleh generasi kita saat ini.”

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More